MODUL 5
MEMBANGUN
PENGETAHUAN ANAK
Kegaiatan
Belajar 1
Makna
Pengetahuan Bagi Anak Usia Dini
Pengertian
awal mengenai pengetahuan adalah apa yang dilihat atau diperoleh melalui
pancaindra. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang objek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu yang telah diuji
kebenarannya. Pengetahuan bersifat tentatif dan dapat berubah sesuai dengan
kondisi dan situasi yangsedang terjadi. Artinya, pengetahuan dapat berubah dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia.
A.
TEORI PENGETAHUAN
Piaget (Foreman,
1993) menyatakan bahwa pengetahuan tidak hanya berasal dari interaksi langsung
indera dengan kenyataan, tetapi juga harus ada pemikiran tentang perubahan.
Pengetahuan juga berasal dari lingkungan budaya kita. Pengetahuan yang berasal
dari budaya kita biasanya di dapatkan secara turun-menurun melalui orang-orang
yang berada di sekitar kita. Pengetahuan dibangun oleh anak berdasarkan
kemampuannya dalam memahami perbedaan berdasarkan persamaan yang tampak.
B.
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
Piaget membagi
pengetahuan menjadi tiga jenis, berdasarkan sumber-sumber pengetahuan, yaitu
sebagai berikut :
1. Pengetahuan Fisik (Physical Knowledge) merupakan sumber yang sangat kaya untuk
membangun pengetahuan fisik pada anak, dimana anak terlibat langsung dengan
lingkungan fisik selama hidupnya.
2. Pengetahuan Logika-Matematika (Logico-Mathematical Knowledge),
pengetahuan ini meliputi kemampuan dalam membandingkan, mengurutkan, mengelompokkan,
menghitung, dan berpikir dengan menggunakan logika.
3. Pengetahuan Sosial (Social Knowledge), pengetahuan ini di
dapat melalui suatu proses ketika melakukan interaksi dengan orang lain.
C.
CARA ANAK MEMBANGUN PENGETAHUAN
Berikut ini
beberapa cara anak membangun pengetahuan dari berbagai macam sudut pandang
teori, yaitu sebagai berikut :
1. Teori Peniruan Pengetahuan
Anak
membangun pengetahuan melalui kegiatan mengamati dan meniru apa yang telah
dilihat olehnya.
2. Pandangan Teori Konstruktivis pada
teori pengetahuan
Anak
belajar dengan mengubah objek, yaitu dengan memanipulasinya. Piaget menyatakan
bahwa pengetahuan adalah hasil dari pengonstruksian pemikiran secara aktif,
dengan membuat hubungan antar objek satu dengan lainnya.
3. Konsep Perubahan (Transformasi)
Menurut
Piaget dalam Foreman dan Kuchner (1993), pengetahuan berkembang dengan
mempelajari bagaimana objek bergerak, berubah posisi dan bentuk, dan bagaimana
objek tersebut berubah jika dihubungkan dengan benda lainnya.
D.
PENGEMBANGAN PENGETAHUAN
Pengembangan pengetahuan di Taman
kanak-kanak dan pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dapat terlihat dari
butir-butir indikator kemampuan yang tertera dalam program pendidikan di
lembaga tersebut.
1. Pengembangan Pengetahuan Fisik
Pengetahuan
fisik dikembangkan melalui kegiatan pengembangan seni (keterampilan dan musik),
kognitif (daya pikir) dan pengembangan jasmani (motorik). Misalnya pengenalan
warna bergradasi, pengenalan berbagai bentuk dari kurva, pengenalan bentuk
geometri.
2. Pengembangan Logika-Matematika
Pengembangan
kemampuan logika matematika di Taman kanak-kanak di lakukan melalui kegiatan
berhitung permulaan, misalnya membilang 1-10, mengenal konsep dan simbol angka
1-10. Serta melalui kegiatan pengembangan pemecahan masalah, misalnya menyusun
puzzle, meronce, dan menjahit.
3. Pengembangan Pengetahuan Sosial
Pengembangan pengetahuan sosial pada Taman kanak-kanak,
antara lain :
a. Pengembangan perilaku, misalnya berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang
lain, tolong menolong, tertib.
b. Pengembangan bahasa, misalnya menirukan
kembali ucapan, mengikuti petunjuk, dapat berbicara lancar, menceritakan
kembali, bercerita sendiri.
E.
BERBAGAI KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG
DAPAT MEMBANGUN PENGETAHUAN
Kegiatan adalah salah satu prosedur
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran adalah
cara-cara yang digunakan guru dalam menyajikan suatu materi pembelajaran atau
permainan dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar dan bermain untuk mencapai
suatu tujuan. Kegiatan yang digunakan adalah kegiatan learning by doing
(belajar dengan berbuat) atau active learning. Kegiatan ini memberi kesempatan
pada anak untuk bereksplorasi, memecahkan masalah, bereksperimen dan berkreasi
dalam kegiatan belajarnya sehari-hari.
Adapun pendekatan yang dapat digunakan
adalah pendekatan integrated study, yaitu sistem pembelajaran yang
menghubungkan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Untuk mencapai
hasil memuaskan, sebaiknya penyajian materi dan permainan yang menggunakan
kegiatan pembelajaran tertentu dilakukan melalui tiga fase, yaitu fase
pendahuluan, fase menghasilkan, dan fase penurunan.
Kegiatan-kegiatan lain yang dibutuhkan
untuk membangun pengetahuan pada anak tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan praktek langsung
2. Kegiatan cerita atau dongeng
3. Kegiatan tanya jawab
4. Kegiatan proyek
5. Kegiatan bermain peran
6. Kegiatan demonstrasi
Kegiatan
Belajar 2
Peran Guru dalam Membangun Pengetahuan
Anak
Membangun
pengetahuan pada anak tidak terlepas dari peran guru. Peran guru yang
diharapkan adalah guru yang mampu membangun pengetahuan pada anak dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada anak untuk bereksplorasi,
sehingga anak mampu membangun pengetahuan dari apa yang dilakukannya. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru, antara lain adalah :
A.
GURU SEBAGAI MODEL
Salah satu peran guru adalah menjadi
model atau panutan yang baik untuk anak. Seluruh tindak tanduk guru
diperhatikan dengan seksama dan kemudian akan dicontoh oleh anak. Misalnya pada
kegitan makan bersama, sebagai penerapan pengetahuan sosial tentang berdoa
sebelum makan, maka guru sebaiknya melakukan kegiatan berdoa.
B.
GURU SEBAGAI TEMAN BERMAIN
Bermain merupakan tuntutan dan
kebutuhan psikologis dan biologis anak yang sangat penting. Guru harus
memberikan dukungan dalam bermain karena bermain secara aktif melibatkan
seluruh anak. Kunci sukses mendidik anak adalah kita harus menanamkan terlebih
dahulu sikap formal tetapi bersahabat dalam hubungan antara guru dengan anak
didik, sehingga situasi belajar melalui bermain pun dapat tercipta dalam
suasana yang akrab dan penuh kegembiraan.
C.
GURU
SEBAGAI MOTIVATOR
Guru sebagai motivator, artinya guru
harus mampu menjadi motivator anak dalam membangun pengetahuan. Dalam hal ini
guru harus mampu memotivasi anak dalam melakukan kegiatan, agar anak tidak
mudah menyerah.
D.
GURU SEBAGAI FASILITATOR
Guru sebagai fasilitator artinya guru
mampu memfasilitasi seluruh kebutuhan anak pada saat kegiatan belajar dan
bermain berlangsung. Misalnya pada kegiatan menanam biji, guru terlebih dahulu
harus memahami aturan kejadian pada saat menanam biji hingga tumbuh, merawat
tanaman hingga faktor yang dapat mempengaruhi tumbuhnya tanaman. Dengan
demikian pada saat anak melakukan sendiri kegiatan menanam biji, guru dapat
memfasilitasi berbagai kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar