Sabtu, 01 Mei 2021

contoh Soal Kasus di Kelompok Bermain TAP

 

Nama         : Dewi Wiyati

NIM           : 836774994

Pokjar       : Ngawen

 

 

 

 

Soal Kasus di Kelompok Bermain

 

Bu Tuti adalah Guru kelompok Bermain “Garuda” dengan jumlah murid 20 Anak. Pagi itu Bu Tuti membawa beberapa Ikan Lele yang hidup dan Ikan Mas yang sudah di goreng. Fokus pengembangan Ibu Tuti adalah kemampuan bahasa anak, baik bahasa reseptif maupun bahasa ekspresif. Sebelum masuk kelas ibu Tuti mengajak anak–anak  untuk melakukan senam fantasi. Senam fantasi kali ini adalah menirukan berbagai gerakan binatang sambil menyanyikan lagu “Bermain dalam Lingkaran”. Anak-anak tampak senang, antusias dan bergerak dengan penuh semangat. Setelah selesai senam anak-anak diajaknya masuk ke dalam kelas.

Di dalam kelas, Ibu Tuti mengajak anak-anak duduk di atas karpet membentuk lingkaran. Dia duduk di antara anak-anak yang berkeringat dan tampak kelelahan. Ibu Tuti langsung memimpin anak-anak untuk berdoa dan melakukan kegiatan pembukaan. Kegiatan pembukaan ini diisi dengan mengabsen anak-anak satu persatu. Ibu Tuti meminta anak-anak menyebutkan binatang kesukaannya saat dipangil namanya satu persatu. Hampir semua anak dapat menyebut binatang kesukaannya dengan baik. Selesai mengabsen, Ibu Tuti mengajak anak-anak bernyanyi “Aku Anak sehat“ sambil bertepuk tangan. Kegiatan bercakap-cakap dilakukan Ibu Tuti dengan menceritakan manfaat mengonsumsi ikan sambil memperlihatkan ikan yang sudah di goreng. Ibu Tuti sambil berkeliling meminta anak-anak mencicipi ikan goreng tersebut.

Dita: “Bu Guru, aku ngga mau makan ikan itu, soalnya aku kan belum cuci tangan!”

Ibu Tuti: “Tidak apa-apa sayang, kan tangan kamu masih bersih, sini ibu tiup supaya kuman di tanganmu kabur semua!” Ibu Tuti meniup kedua telapak tangan Dita.

Setelah semua anak mencicipi ikan goreng tersebut, Ibu Tuti melanjutkan penjelasan tentang manfaat Ikan bagi tubuh dan perkembangan otak anak.

Tiba-tiba Andri berteriak “ Bu Guru, aku capek… aku haus, aku mau minum!”.

Ibu Tutipun menjawab, “Sebentar ya Andri, sebentar lagi kita akan minum. Coba kamu lihat nih, Ibu bawa apa?”. Ibu Tuti memperlihatkan ember berisi Ikan Lele yang masih hidup ke hadapan anak-anak.

Serentak seluruh anak maju ke depan dan mengerumuni ember berisi ikan Lele. Anak-anak saling mendorong. Ibu Tuti menenangkan dan meminta anak-anak mundur. Setelah kondisi agak teratur dan tenang, Ibu Tuti mulai mengadakan kegiatan bercakap-cakap tentang Ikan yang di bawanya.

“Siapa yang tahu, Ikan apa yang Ibu bawa ini?” Tanya Ibu Tuti kepada anak-anak.

Andri menjawab sambil lalu, “Ikan Paus Bu?”

“Andri, kamu tidak boleh menjawab begitu, mana ada ikan paus yang muat di dalam ember!” Ibu Tuti langsung menegur Andri.“

“Habisnya aku kan haus masa ngga boleh minum” Andri menjawab sambil merajuk.

“Tadi kan Ibu sudah bilang,  Andri harus sabar,  sebentar lagi yaa…” Ibu Tuti mengusap kepala Andri.

Selanjutnya Ibu Tuti meminta anak-anak menghitung ikan Lele yang ada di dalam ember. Anak-anak berebut menghitung ikan Lele yang ada di dalam ember. Tiba-tiba salah satu ikan Lele melompat keluar dari ember. Anak-anakpun berhamburan berusaha menjauh dari ember itu. Ada beberapa anak yang berteriak dan menangis histeris. Ada juga yang jatuh dan terinjak temannya.. Ibu Tuti bingung karena dia juga sebenarnya takut pada ikan Lele. Diapun segera berteriak memanggil dan meminta  tolong kepada penjaga sekolah untuk menangkap dan memindahkan ikan tersebut ke wadah yang lebih besar. Akhirnya kegiatan menghitung ikan Lele dihentikan.

Untuk menghilangkan rasa trauma anak-anak bu Tuti  memutar film tentang  Nemo ikan  yang pintar dengan menggunakan laptop (komputer jinjing). Beberapa anak nampak sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan Ibu Tuti. Beberapa anak lainnya tidak memperhatikan dan asyik main sendiri karena mereka tidak dapat melihat film yang ada dalam laptop.

Pada kegiatan inti bu Tuti membagi anak-anak menjadi 3 kelompok. Ia sudah menyiapkan tiga macam tugas. Anak-anak mengerjakan tugas secara bergiliran dan berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Ketiga tugas tersebut adalah:

  1. Mengelompokkan 3 gambar Ikan berdasarkan  ukuran badan  ikan ( besar, sedang, kecil).
  2. Melipat bentuk Ikan dari kertas origami sebanyak 3 buah dengan warna biru, hijau, dan hitam, kemudian  menempel sisik ikan sebanyak 5 sisik dengan pola warna yang telah ditentukan, misalnya :

Ikan biru dengan sisik oranye ( 5 sisik )

Ikan hijau dengan sisik merah ( 5 sisik )

Ikan hitam dengan sisik putih ( 5 sisik )

  1. Mencari 5  kejanggalan  pada gambar ekor ikan yang telah disiapkan oleh Ibu Tuti.

Sebelum kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan, Ibu Tuti menjelaskan dahulu alat dan bahannya, cara melakukannya, memberi contoh cara membuatnya, meminta anak-anak mengambil alat dan bahan yang telah disiapkan di meja khusus. Saat kegiatan berlangsung, Ibu Tuti mengawasi anak-anak bekerja sambil berkomunikasi dengan anak-anak tentang tugas masing-masing.

 

Setelah semua anak selesai mengerjakan tugasnya masing-masing, mereka diijinkan beristirahat, yaitu makan dan bermain di luar kelas. Selesai beristirahat, makan dan bermain di halaman, anak-anak kembali ke dalam kelas dan duduk di atas karpet.

 

Pada kegiatan penutup. Ibu Tuti mengajak anak –anak berlomba memindahkan Ikan Mas Koki dari toples ke aquarium dengan menggunakan serokan ikan. Kegiatan lomba baru berlangsung dua kali waktunya sudah habis. Terpaksa kegiatan tersebut dihentikan. Ibu Tuti langsung memimpin anak-anak membaca doa pulang. Setelah anak-anak mengucap salam kepada Ibu Tuti, mereka diperbolehkan pulang. Dito menangis dan tidak mau pulang. Saat ditanya alasannya, Dito mengatakan bahwa dia belum melakukan lomba memindahkan ikan padahal dia ingin sekali melakukan kegiatan itu. Akhirnya Ibu Tuti mengajak Dito berlomba dengannya. Setelah itu barulah Dito mau pulang.

 

PERTANYAAN

  1. Berdasarkan ilustrasi di atas, identifikasilah 5 kelemahan dan 5 kelebihan tindakan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan pada anak usia kelompok bermain yang telah dilakukan oleh Ibu Tuti!
  2. Apakah kompetensi yang ingin dicapai anak-anak pada hari itu telah tercapai melalui kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Tuti? Jelaskan alasan jawaban Anda!
  3. Jelaskan 5 karakteristik bahasa yang menjadikannya sebagai bentuk khas komunikasi.!
  4. Menurut Teale dan Sulby, perkembangan membaca awal merupakan proses interaktif dimana anak-anak adalah peserta aktif. Jelaskan tahapan perkembangan membaca anak, yang terdiri dari Magical Stage, Self Concept Stage, Bridging Reading Stage, Take off Reader Stage,dan Independent Reader Stage!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar