Nama
: Dewi Wiyati
NIM : 836774994
Pokjar
: Ngawen
Soal Kasus di Kelompok Bermain
Bu Tuti adalah Guru kelompok Bermain “Garuda” dengan jumlah
murid 20 Anak. Pagi itu Bu Tuti membawa beberapa Ikan Lele yang hidup dan Ikan
Mas yang sudah di goreng. Fokus pengembangan Ibu Tuti adalah kemampuan bahasa
anak, baik bahasa reseptif maupun bahasa ekspresif. Sebelum masuk kelas ibu
Tuti mengajak anak–anak untuk melakukan senam fantasi. Senam fantasi kali
ini adalah menirukan berbagai gerakan binatang sambil menyanyikan lagu “Bermain
dalam Lingkaran”. Anak-anak tampak senang, antusias dan bergerak dengan penuh
semangat. Setelah selesai senam anak-anak diajaknya masuk ke dalam kelas.
Di dalam kelas, Ibu Tuti mengajak anak-anak duduk di atas
karpet membentuk lingkaran. Dia duduk di antara anak-anak yang berkeringat dan
tampak kelelahan. Ibu Tuti langsung memimpin anak-anak untuk berdoa dan
melakukan kegiatan pembukaan. Kegiatan pembukaan ini diisi dengan mengabsen
anak-anak satu persatu. Ibu Tuti meminta anak-anak menyebutkan binatang
kesukaannya saat dipangil namanya satu persatu. Hampir semua anak dapat
menyebut binatang kesukaannya dengan baik. Selesai mengabsen, Ibu Tuti mengajak
anak-anak bernyanyi “Aku Anak sehat“ sambil bertepuk tangan. Kegiatan bercakap-cakap
dilakukan Ibu Tuti dengan menceritakan manfaat mengonsumsi ikan sambil
memperlihatkan ikan yang sudah di goreng. Ibu Tuti sambil berkeliling meminta
anak-anak mencicipi ikan goreng tersebut.
Dita: “Bu Guru, aku ngga mau makan ikan itu, soalnya aku kan
belum cuci tangan!”
Ibu Tuti: “Tidak apa-apa sayang, kan tangan kamu masih
bersih, sini ibu tiup supaya kuman di tanganmu kabur semua!” Ibu Tuti meniup
kedua telapak tangan Dita.
Setelah semua anak mencicipi ikan goreng tersebut, Ibu Tuti
melanjutkan penjelasan tentang manfaat Ikan bagi tubuh dan perkembangan otak
anak.
Tiba-tiba Andri berteriak “ Bu Guru, aku capek… aku haus,
aku mau minum!”.
Ibu Tutipun menjawab, “Sebentar ya Andri, sebentar lagi kita
akan minum. Coba kamu lihat nih, Ibu bawa apa?”. Ibu Tuti memperlihatkan ember
berisi Ikan Lele yang masih hidup ke hadapan anak-anak.
Serentak seluruh anak maju ke depan dan mengerumuni ember
berisi ikan Lele. Anak-anak saling mendorong. Ibu Tuti menenangkan dan meminta
anak-anak mundur. Setelah kondisi agak teratur dan tenang, Ibu Tuti mulai
mengadakan kegiatan bercakap-cakap tentang Ikan yang di bawanya.
“Siapa yang tahu, Ikan apa yang Ibu bawa ini?” Tanya Ibu
Tuti kepada anak-anak.
Andri menjawab sambil lalu, “Ikan Paus Bu?”
“Andri, kamu tidak boleh menjawab begitu, mana ada ikan paus
yang muat di dalam ember!” Ibu Tuti langsung menegur Andri.“
“Habisnya aku kan haus masa ngga boleh minum” Andri menjawab
sambil merajuk.
“Tadi kan Ibu sudah bilang, Andri harus sabar,
sebentar lagi yaa…” Ibu Tuti mengusap kepala Andri.
Selanjutnya Ibu Tuti meminta anak-anak menghitung ikan Lele
yang ada di dalam ember. Anak-anak berebut menghitung ikan Lele yang ada di
dalam ember. Tiba-tiba salah satu ikan Lele melompat keluar dari ember.
Anak-anakpun berhamburan berusaha menjauh dari ember itu. Ada beberapa anak
yang berteriak dan menangis histeris. Ada juga yang jatuh dan terinjak
temannya.. Ibu Tuti bingung karena dia juga sebenarnya takut pada ikan Lele.
Diapun segera berteriak memanggil dan meminta tolong kepada penjaga
sekolah untuk menangkap dan memindahkan ikan tersebut ke wadah yang lebih
besar. Akhirnya kegiatan menghitung ikan Lele dihentikan.
Untuk menghilangkan rasa trauma anak-anak bu Tuti
memutar film tentang Nemo ikan yang pintar dengan menggunakan laptop (komputer
jinjing). Beberapa anak nampak sangat senang dengan kegiatan yang dilakukan Ibu
Tuti. Beberapa anak lainnya tidak memperhatikan dan asyik main sendiri karena
mereka tidak dapat melihat film yang ada dalam laptop.
Pada kegiatan inti bu Tuti membagi anak-anak menjadi 3
kelompok. Ia sudah menyiapkan tiga macam tugas. Anak-anak mengerjakan tugas
secara bergiliran dan berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Ketiga
tugas tersebut adalah:
- Mengelompokkan 3 gambar Ikan berdasarkan ukuran
badan ikan ( besar, sedang, kecil).
- Melipat bentuk Ikan dari kertas origami sebanyak 3 buah
dengan warna biru, hijau, dan hitam, kemudian menempel sisik ikan
sebanyak 5 sisik dengan pola warna yang telah ditentukan, misalnya :
Ikan biru dengan sisik oranye ( 5 sisik )
Ikan hijau dengan sisik merah ( 5 sisik )
Ikan hitam dengan sisik putih ( 5 sisik )
- Mencari 5 kejanggalan pada gambar ekor ikan
yang telah disiapkan oleh Ibu Tuti.
Sebelum kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan, Ibu Tuti
menjelaskan dahulu alat dan bahannya, cara melakukannya, memberi contoh cara
membuatnya, meminta anak-anak mengambil alat dan bahan yang telah disiapkan di
meja khusus. Saat kegiatan berlangsung, Ibu Tuti mengawasi anak-anak bekerja
sambil berkomunikasi dengan anak-anak tentang tugas masing-masing.
Setelah semua anak selesai mengerjakan tugasnya
masing-masing, mereka diijinkan beristirahat, yaitu makan dan bermain di luar
kelas. Selesai beristirahat, makan dan bermain di halaman, anak-anak kembali ke
dalam kelas dan duduk di atas karpet.
Pada kegiatan penutup. Ibu Tuti mengajak anak –anak berlomba
memindahkan Ikan Mas Koki dari toples ke aquarium dengan menggunakan serokan
ikan. Kegiatan lomba baru berlangsung dua kali waktunya sudah habis. Terpaksa
kegiatan tersebut dihentikan. Ibu Tuti langsung memimpin anak-anak membaca doa
pulang. Setelah anak-anak mengucap salam kepada Ibu Tuti, mereka diperbolehkan
pulang. Dito menangis dan tidak mau pulang. Saat ditanya alasannya, Dito
mengatakan bahwa dia belum melakukan lomba memindahkan ikan padahal dia ingin
sekali melakukan kegiatan itu. Akhirnya Ibu Tuti mengajak Dito berlomba
dengannya. Setelah itu barulah Dito mau pulang.
PERTANYAAN
- Berdasarkan ilustrasi di atas, identifikasilah 5
kelemahan dan 5 kelebihan tindakan dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan pada anak usia kelompok bermain yang telah dilakukan oleh Ibu
Tuti!
- Apakah kompetensi yang ingin dicapai anak-anak pada
hari itu telah tercapai melalui kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Tuti?
Jelaskan alasan jawaban Anda!
- Jelaskan 5 karakteristik bahasa yang menjadikannya
sebagai bentuk khas komunikasi.!
- Menurut Teale dan Sulby, perkembangan membaca awal
merupakan proses interaktif dimana anak-anak adalah peserta aktif.
Jelaskan tahapan perkembangan membaca anak, yang terdiri dari Magical
Stage, Self Concept Stage, Bridging Reading Stage, Take off Reader
Stage,dan Independent Reader Stage!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar